Saturday 15 March 2014

Ibu Berkaus Hijau itu...

Sekedar bertujuan untuk berbagi aja. Karna aku rasa posting ini akan berguna buat ku nantinya.

Bermula dari suatu sore beberapa hari yang lalu. Dengan bertujuan menuju SMP ku dulu karena suatu urusan, aku pergi kesana naik motor. Dengan motor biasa yang ku bawa beserta jalan yang sama ku lewatin menuju sana.

Tapi di tengah jalan ada seorang Ibu dengan memakai kaos hijau dengan celana 3/4 berwarna putih gading ia melambaikan tangan ke arah ku secara tiba-tiba. Secara spontan juga ku tarik rem tangan ku dan mundur sedikit karna aku agak melewati Ibu itu. Awalnya ku pikir mungkin aja Ibu tersebut butuh pertolongan seperti sekedar bertanya jalan. Dan ternyata pertolongan yang diminta Ibu itu bukan seperti apa yang ku pikirin sebelumnya. Karna Ibu itu bilang begini, "De, bisa numpang sampe simpang macan?".

Yap, simpang macan adalah daerah yang emang tidak terlalu jauh dari SMP lama ku, tapi simpang macan itu harus melewati SMP ku dulu. Yang ku pikir, 'Aduh, searah sih tapi males banget harus ngelewatin tempat tujuan terus balik lagi'. Sempat diam dan berpikir agak lama untuk menjawab permintaan tolong Ibu itu. Tapi entah bagaimana sedetik kemudian aku malah meng-iya-kan permintaan Ibu itu. Lagi pula apa salahnya sih ya bantu orang sekali-kali.

Setelah naik ke motor terjadi percakapan antara aku dan Ibu itu. Mungkin lebih tepatnya Ibu itu curhat ya.

Ia bercerita alasan kenapa ia meminta ku memberinya tumpangan. Jadi Ibu itu kerja menjaga toko di Tanah Abang. Ia punya 3 anak yang salah satunya masih kecil. Karna angkot yang menuju rumahnya itu ngetemnya terkenal akan kelamaannya dan juga anaknya yang menunggu dirumah berhubung sudah sore juga. 

Setelah Ibu itu memberi tahu alasannya meminta tumpangan, sesaat diam dan tak ada obrolan diantara kita. Nahhh saat keheningan itu aku berpikir, 'apa ibu ini adalah kiriman dari acara reality show yang nantinya setelah aku memberinya tumpangan, aku aka dapat uang'. Hahahaha (tapi sumpah ku berharap sekali yang ini benar). Atau buruknya Ia itu sindikat penjahat kejahatan di Jakarta. Okay, ku tau khayalan ku memang aneh-aneh. Tapikan kita juga harus berhati-hati, apalagi dijakarta kan?

Entah kenapa saat itu pemikiran ku lebih condong berpikir kalo Ibu itu adalah sindikat penjahat. Dan lalu ku berpikir, aku akan pura-pura mendapat telpon dari entah siapa yang mengharuskan ku untuk cepat-cepat ke SMP. Lalu aku izin ke Ibu itu untuk turun di tengah jalan, lalu melanjutkan jalan ku yang semestinya. Tapi aku tak sungguhan ngelakuin itu, aku ga sejahat itu. Jadi aku melanjutkan perjalanan dan berpikir positif saja, kalau Ibu itu memang membutuhkan pertolongan

Lalu Ibu itu bertanya, kira-kira begini percakapannya :
Ibu  :  De, udah nikah?
Aku:  Wogh, belum bu, baru SMK.
Ibu  :  Ohh bagus de. Nanti kalo nikah cari suami jangan liat dari cinta doag ya de.

Disini aku kaget banget, kenapa Ibu ini tiba-tiba ngomong gini yah? Dan aku cuma bisa jawab, "Oh iya, Bu". Dengan disertai senyuman maksa karna bingung.

Berhubung akan sampai simpang macan aku pun bertanya ke Ibu itu.
Aku:  Ibu, mau turun dimananya simpang macan?
Ibu  :  Ibu boleh minta anterin sampe citra 3 gak, Neng? Sebenernya rumah Ibu di daerah sana.

Nah loh disini aku tambah curiga sebenarnya, karna dari simpang macan ke citra 3 itu jauh. Dan aku juga belum mengenal betul daereh citra 3. Tapi mengingat cerita Ibu itu sebelumnya kalau anaknya sedang menunggu dia dirumah. Aku pun membuang pikiran negatif ku dan memutuskan untuk mengantar Ibu tersebut sampai rumah.

Lalu percakapan pun kembali disambung
Aku:  Iya, Bu, boleh. Tapi nanti tunjukin jalannya aja ya Bu. Soalnya saya kurang tau daerah citra 3
Ibu  :  Oh ade gatau daerah citra 3? Ga apa-apa nihh?
Gue:  Iya bu. Sekalian biar tau juga daerah citra 3.
Ibu  :  Makasih ya de udah mau nganter Ibu.
Gue:  Iya, Bu.

Dan Ibu itu mulai lagi cerita.
Ibu  :  De, ibu itu kerja di Tanah Abang jaga toko gaji sedikit. Tapi mau gimana lagi, punya suami gabisa diandelin. Makanya nanti kalo mau nikah, pilih-pilih calon suami jangan liat cuma pake cinta nanti nyesel kayak ibu gini. 

Aku cuma bisa jawab "Iya, Bu." dengan nada anak yg nurut lagi dinasehatin orang tua.
Ibu  :  Ibu ini kan udah tua, jadi udah ga punya Ibu juga. Kalo mau cerita atau minta nasehat mau kemana lagi? Masa mau cerita ke anak? Kan ga mungkin Ibu cerita ke anak. Anak kan punya masalah sendiri, masa Ibu mau nambah beban anak sendiri.

Dan wow, Ibu ini berhasil mengambil perhatian ku. Aku pun sembari membawa motor juga mendengarkan curhatan Ibu itu. Karna aku pikir Ibu ini memang beneran butuh tempat/orang buat mengeluarkan keluh kesahnya sebagai seorang Ibu.

Ibu  :  Terus ya de, rajin nabung buat hari tua ya, kita kan ga tau apa yang bakalan kita derita pas udah tua nanti. Kalaupun gada penyakit uangnya buat kita senang-senang dihari tua. Biar ga kayak ibu nih. Tuapun hidup susah.

Itulah curhatan Ibu itu. Tapi sebenernya belum semua. Tapi itu inti dari apa yang Ibu itu ceritain. 

Aku pun sampai di tempat yang diarahkan Ibu itu. Aku tidak mengantar Ibu itu sampai rumahnya. Hanya sampai gang rumahnya saja. Karna Ibu itu juga takut aku  tak tahu jalan pulang dan nyasar. Ibu itupun berterima kasih
Ibu  :  Makasih ya de. Maaf ya jadi nganterin jauh gini. Pulang hati-hati ya de, inget jalannya kan? nanti nyasar ga?
Gue:  Iya ibu, semoga aja ga nyasar bu.

Ibu itu pun pergi. Aku pun balik jalan ke SMP, tujuan awal ku. Sempat nyasar, tapi yah namanya juga belajar dan pertama kali ke daerah sana. Kita ga bakalan belajar melakukan sesuatu yang benar kalo tak melakukan kesalahan kan?

Tapi jujur, dalam perjalanan ku pulang, aku tetap berharap ada yang memberhentikan ku lagi dan bilang "KARNA ANDA TELAH MENOLONG IBU TADI, ANDA MENDAPAT UANG 1JUTA !!" sambil ngasih segepok uang ke tangan ku hahahaha.

Tapi diluar itu, ibu itu ngasih sesuatu ke aku yang lebih dari segepok uang 1juta. Itu nasehat dia. Dan pelajaran dia dan cerita dia yang ku anggap sebagai seorang Ibu. Terutama saat Ia bilang, " Kalo mau cerita atau minta nasehat mau kemana lagi? Masa mau cerita ke anak? Kan ga mungkin ibu cerita ke anak. Anak kan punya masalah sendiri, masa ibu mau nambah beban anak sendiri". Kata-kata ibunya yang satu ini sangat jelas di ingatan ku. Yang ku pikir, INILAH SEORANG IBU.

Ibu itu mengingatkan ku kalau kita adalah seorang anak yang membutuhkan Ibu kita. Namun di sisi lain walaupun nantinya kita akan menjadi seorang Ibu, kita pun akan tetap membutuhkan seorang Ibu. Jangan menyia-nyiakan Ibu-mu. Mungkin kata-kata ku sangan klise. Kau akan merasa ini sangat klise karna kau tak merasakannya. Seperti yang tadi ku bilang, walaupun kita akan menjadi seorang Ibu, kita tetap membutuhkan Ibu kita. Jangan sampai kau menjadi Ibu tanpa Ibu. Sedih sekali rasanya.

Soal menabung dari muda, bener juga kan. Kita ga akan tahu apa yang akan terjadi sama kita. Jangan juga saat tua menyusahkan orang lain, karna kita juga yang akan susah.

Akhir kata dari posting ini aku mau berterima kasih sama Ibu berkaos hijau. Terima kasih sudah memberi pelajaran dan nasihat berharga untuk ku. Ibu yang di mata ku memiliki kasih yang sangat besar untuk anaknya. Ibu yang bahkan ku tak tahu namanya.


TERIMA KASIH YA BU J