NASKAH SINETRON
Adaptasi Novel Anak Karya Roald Dahl: The Giraffe ant the Pelly and Me
Untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia
IDE IDE POKOK : Impian akan diraih siapapun bagi
yang berusaha meraihnya.
II.
IDE
PENUNJANG : Petualangan mencapai mimpi.
III.
JUDUL : “ Tim Pembersih Jendela Tanpa Tangga”
IV.
AUDIEN : Semua
Lapisan Masyarakat
V.
DURASI : 30 Menit
VI.
TUJUAN :
Memberikan
hiburan bagi seluruh lapisan masyarakat yang dapat menikmati sinema elektronik
ini.
VII.
IDENTITAS
PROGRAM :
A.
Pelaku
1)
Tirman : Anak laki-laki berumur 12 tahun. Ia memiliki
tubuh yang
lebih kecil dibandingkan
anak-anak seumurnya. Rambutnya botak dan ia memiliki wajah yang ramah.
2)
Peli : Remaja berumur 17 tahun. Ia memiliki tubuh
yang
lumayan besar.
Dan ia di panggil Peli karna memiliki
mulut seperti paruh
burung pelikan yang dapat
menampung apa saja.
3)
Jeje : Kakak dari Peli berumur
22 tahun. Ia memiliki tubuh
yang amat tinggi
mencapai 298cm. Itulah sebabnya ia dipanggil Jeje singkatan dari Jerapah.
4)
Momon : Kakak tertua dari Peli dan Jeje. Ia berumur
25 tahun dan
memiliki tubuh yang sangat kurus
bagaikan kumpulan kawat yang terlilit kulit. Walaupun begitu iya sangat lincah seperti
monyet, itulah kenapa ia dipanggil Momon
5)
H. Marta : Tuan
tanah di daerah Gang Madrasah berusia 67 tahun,
memiliki rumah
yang sangat besar.
6)
Hj.
Jaenab : Isteri dari H. Marta, berusia 60 tahun.
7) Mat Olek : Pencuri kelas kakap.
B.
Musik
1) Musik
Pembuka (Musik riang)
2) Musik
Penyeling (Musik riang)
3) Musik
Penutup (Musik riang)
VIII.
SINOPSIS
Sinetron ini menceritakan tentang
Tirman, seorang anak laki-laki yang selalu bermimpi memiliki toko permen.
Impian ini muncul dikarenakan ada bangunan tua untuk toko permen didekat rumah
Tirman yang sudah lama ditinggalkan bernama GulaGula. Suatu hari, ia melihat
bahwa bangunan tua itu telah direnovasi dan telah dijadikan kantor pusat untuk
Perusahaan Pembersih Jendela. Dan kemudian Tirman bertemu dengan para
pekerjanya, Jeje dengan tubuhnya yang tinggi, Peli yang memiliki mulut seperti
burung pelikan dan Momon yang lincah. Setelah pertemuan pertama pun mereka
menjadi teman dan Tirman ikut serta dalam pekerjaan membersihkan jendela. Suatu
hari mereka mendapatkan surat dari H.Marta yang meminta mereka untuk
membersihkan jendela rumahnya.
Sampailah mereka di rumah
H.Marta, semuanya berjalan lancar sampai Jeje dan Momon yang sedang membersihkan
jendela kamar tidur Hj.Jaenab –yang tak lain adalah isteri H.Marta, melihat
seorang pencuri yang sedang mencoba mencuri perhiasan serta berlian Hj.Jaenab.
Peli pun lari masuk ke kamar Hj.Jaenab dan menangkap pencurinya, semua orang
pun panik. Tak disangka pencuri tersebut membawa senjata tajam dan terus
mencoba menusuk dan terkena mulut Peli. Akhirnya, polisi tiba untuk menangkap
pencuri tersebut. Polisi pun mengenali pencuri tersebut sebagai “Mat Olek”,
salah satu pencuri kelas kakap.
Sebagai tanda terima kasih atas
pertolongan serta pengorbanan Peli terhadap Hj.Jaenab, H.Marta mengundang Tim
Pembersih Jendela untuk tinggal bersama di tanah miliknya sebagai pembantu
pribadinya untuk membersihkan jendela rumahnya. Mimpi Tirman pun menjadi
kenyataan. Karena Jeje, Peli serta Momon sudah tidak memerlukan gedung
GulaGula. Dengan sedikit bantuan dari H.Marta, GulaGula dibuka kembali sebagai
toko Permen yang paling diminati di Gang Madrasah. Cerita berakhir dengan
Tirman menjalankan toko permennya serta Jeje, Peli dan Momon tetap menjalankan
usaha Tim Pembersih Jendela Tanpa Tangga.
IX.
NASKAH
a.
Di jalan menuju rumah Tirman melewati
bangunan GulaGula – Siang – H1
Cerita dimulai
dengan seorang anak kecil (Tirman) berjalan santai di trotoar menuju ke
rumahnya. Berjalan santai sampai akhirnya melewati bangunan tua dan berhenti
sejenak. Terlihat bangunan tua kosong berdiri kokoh di sisi jalan. Terlihat
papan nama samar-samar terbaca GulaGula dan dibagian jendela bangunan tua
tersebut dengan cat putih bertuliskan DIJUAL.
Di depan pintu bangunan
tua – Siang – H1
Tirman mencoba
membuka pintu bangunan tua yang terkunci. Lalu mengintip melalui celah jendela.
Yang terlihat hanya kegelapan dan debu.
01. Tirman
Aaaahhh, aku selalu ingin menjelajahi bangunan tua
ini. Ibu pernah bercerita kalau bangunan ini dulunya adalah toko permen bernama
GulaGula. Pasti dulunya ini toko permen yang sangat mengasyika. Surga bagi para
anak kecil.
b.
Di jalan menuju rumah Tirman melewati
bangunan GulaGula – Siang – H2
Menengok ke arah
bangunan GulaGula. Di jendela bangunan GulaGula terlihat tulisan TERJUAL,
seseorang telah mengganti tulisan tersebut. Tirman berdiri di sana memandang
tulisan.
02. Tirman
Andai
saja aku yang membeli bangunan ini, dengan begitu aku akan merubagnya menjadi
toko permen GulaGula yang menyenangkan seperti dulu. Aku selalu bermimpi
memiliki toko permen dan akan penuh dengan bermacam permen dari seluruh
Indonesia. Aku mau melakukan apa saja agar toko GulaGula ini jadi punyaku.
c.
Di bangunan GulaGula – Sore – H3
Tirman memandang
ke arah bangunan GulaGula. Tirman melihat barang-barang terlempar dari jendela
lantai dua ke halaman toko GulaGula. Ada seseorang yang sedang membuang barang
tua tak terpakai dari bangunan tersebut. Tirman mendekati bangunan tersebut dan
berdiri tepat di bawah jendela.
03. Tirman
Ada orang di dalam?
Tak ada yang
menjawab. Hening dalam waktu yang lama. Tirman menggaruk kepalanya yang botak
seperti sedang berpikir.
04. Tirman
Sebentar
lagi menjelang malam, sebaiknya aku pulang saja. Tapi aku akan kembali lagi
besok.
d.
Di bangunan GulaGula – Pagi – H4
Tirman takjub
karena ia melihat bangunan GulaGula memiliki pintu baru berwarna merah yang
sangat tinggi dan terlihat aneh sekali.
05. Tirman
Siapa yang akan memerlukan pintu setinggi itu?
Apakah seorang raksasa yang tinggal disana?
Dan terlihat
tulisan di jendela yang dulunya tertulis TERJUAL kini berganti “Tim Pembersih
Jendela Tanpa Tangga. Tirman memandang sekeliling dan takjub seketika melihat
kepala seorang laki-laki muncul dari jendela gedung paling atas yang terbuka.
Kepala tersebut balik memandang Tirman yang masih takjubtak bergerak.
Tiba-tiba, jendela lain terbuka dan disana terlihat anak remaja dengan badan
yang lumayan besar dan memiliki mulut seperti paruh burung pelikan.
06. Peli
Aku lapar sekaliiiiii. Ohh, jauhkah pasar dari sini?
Aku ingin makan ikan!
07. Tirman
Pasar jauh dari sini! Tapi ada Tukang Ikan keliling.
08. Peli
Apa
ikan? Tukang ikan? Apa itu? Aku pernah dengar dendeng ikan, baso ikan dan
kerupuk ikan. Tapi aku tak pernah dengar Tukang Ikan. Apakah rasanya enak?
Tirman pun
menggaruk kepalanya karena keheranan atas pertanyaan remaja gemuk tersebut dan
memilih mengalihkan pembicaraan.
09. Tirman
Siapa temanmu yang berada di jendela sebelahmu?
10. Peli
Ia
kakakku Jeje! Ia menakjubkan, bukan? Kakinya berada di lantai bawah tetapi
kepalanya terlihat di jendela lantai teratas.
Belum cukup
Tirman merasa takjub, jendela lantai satu terbuka lebar dan muncullah laki-laki
lain dari dalamnya. Laki-laki tersebut melompat-lombat serta menari dengan
gerakan yang amat lincah. Tirman dengan lincahnya pun ikut menari-nari.
11. Momon
Apakah
kamu bertanya-tanya siapa kami? Kami adalah Tim Pembersih Jendela Tanpa Tangga
atau TPJTT. Kami tak perlu ember, tangga ataupun mesin pembersih jendela.
Karena kami memiliki mulut Peli yang seperti paruh burung pelikan yang memuat
apa saja, tubuh Jeje yang sangat tinggi seperti tangga dan aku yang memiliki
tangan yang sangat lincah bagai mesin pembersih jendela.
Tirman masih
terdiam di tempatnya berdiri.
12. Jeje
Peli,
berbaik hatilah dan turun kebawah. Bawalah teman kecil baru kita untuk
mengunjungi tempat baru kita.
Terdengar
bunyi langkah kaki cepat menuju ke arah Tirman.
13. Peli
Ayo, gandeng tanganku. Mari masuk ke dalam. Atau
kamu terlalu lelah untuk berjalan kamu bisa masuk ke mulutku.
14. Tirman
Tidak,
terimakasih. Aku tidak lelah.
Sampailah
Tirman di dalam bangunan TPJTT. Di dalam Momon sedang duduk santai.
15. Momon
Halo teman kecil, siapa namamu?
16. Tirman
Namaku Tirman.
17. Momon
Tirman, kami ingin kamu menjadi teman kami. Dan kami
membutuhkan pertolonganmu, maukah kamu menolong kami?
18. Tirman
Tentu saja. Apa yang bisa aku bantu?
19. Momon
Kami harus mendapatkan pekerjaan membersihkan
jendela. Apalah arti kami membangun usaha bila kami tak mengerjakan apapun?
Seperti tong kosong nyaring bunyinya. Uang kami sudah habis untuk merenovasi
bangunan ini. Aku, Peli dan Jeje kelaparan. Peli suka makan ikan, aku suka
daging ayam sedangkan Jeje dia tidak memakan daging ia hanya makan brokoli yang
sangat sulit ditemukan.
Tepat pada saat
itu, Tirman menengok ke arah luar bangunan melalui jendela, seorang lelaki
memparkirkan sepeda ontelnya di depan banguanan. Tirman terkejut melihat lelaki
tersebut. Dan semuanyapun ikut menengok kearah luar.
20. Tirman
Astaga aku tau siapa lelaki itu. Ia adalah pesuruh
H.Marta
21. Jeje
Siapa dia?
22. Tirman
Beliau
adalah tuan tanah di Gang Madrasah ini. Tanahnya sangat luas.
Lelaki tersebut
mengetuk pintu dan pintu dibuka oleh Peli. Dan lelaki tersebut ikut takjub akan
keanehan 3 bersaudara itu.
23. Pesuruh
H.Marta meminta anda semua yaitu Tim Pembersih
Jendela Tanpa Tangga untuk membersihkan jendela rumahnya yang berjumlah 677
jendela. Dan beliau meminta kalian secepatnya bertemu dengan beliau.
24. Jeje
Tolong
sampaikan pada H.Marta kami akan bertemu dengannya.
Pesuruh
H.Marta pun pergi.
25. Momon
Horeee!!
26. Peli
Ini akan menjadi pekerjaan yang menyenangkan.
27. Jeje
Tirman, apakah kamu tahu dimana rumah H.Marta?
28. Tirman
Ruamahnya
tak jauh dari sini. Akan aku tunjukan dimana rumah H.Marta.
Merekapun
bersama-sama berjalan menuju rumah H.Marta
e.
Rumah H.Marta – Siang – H4
Merka hampir
sampai ke rumah H.Marta. Dari kejauhan mereka melihat rumah yang sangat besar
seperti istana. Mereka berjalan perlahan melintasi jalan masuk yang lebar. Dan
mulai jelas terlihat bahwa jendela rumah H.Marta sangat banyak.
29. Momon
Lihat betapa banyaknya jendela rumah yang dimiliki
H.Marta. Mungkin perlu seumur hidup untuk membersihkannya.
f.
Halaman rumah H.Marta – Siang – H4
Mereka berjalan
sampai halaman rumah H.Marta. Dari kejauhan mereka melihat H.Marta sedang
berdiri dibawah pohon dan menengok keatas pohon. Burung kesayangannya terbang
keluar dari sangkarnya dan bertengger di pohon. Mereka pun menghampiri H.Marta.
30. H.Marta
Kuuuuurrr
kurrrr. Hei burung tekukur turunlah. Kembalilah ke sangkarmu. Kurrrr Kurrrr.
Mengapa kamu bertengger sangat tinggi. Sulit untukku menggapaimu. Seolah-olah
kamu berada dipuncak gunung.
Jeje
mencoba menolong H.Marta menangkap burungnya.
31. H.Marta
Hei
apa yang kamu lakukan. Itu burungku? Jangan mencoba mengambilnya dari ku. Hei!!
Jeje memberikan
burung H.Marta dan menaruhnya kembali ke sangkarnya.
32. Jeje
Saya sedang tidak mencoba mencuri burung kesayangan
anda H.Marta. Saya hanya ingin menolong anda menangkap burung kesayangan anda.
33. H.Marta
Apa yang sedang kamu lakukan di halamanku?
34. Momon
Kami dari Tim Pembersih Jendela Tanpa Tangga. Anda
meminta kami untuk membersihkan jendela rumah anda yang bagaikan istana ini.
35. H.Marta
Aku menyukai cara kalian menangkap burung
kesayanganku. Dan siapa anak laki-laki kecil ini?
36. Peli
Dia Tirman, ia manajer kami.
37. H.Marta
Ayo
tunjukan padaku bagaimana kehebatan kalian dalam membersihkan jendela rumahku.
Dan tentu saja tanpa tangga.
Mereka
bersama-sama berjalan menuju rumah H.Marta.
g.
Kediaman H.Marta – Siang – H4
38. H.Marta
Sekarang, apa yang akan kalian lakukan?
39. Momon
Sederhana
saja. Jeje tangganya, Peli embernya dan saya pembersihnya. Silahkan lihat cara
kami bekerja.
Momon membuka
keran air di dekat sana. Peli menempatkab mulutnya yang seperti paruh burung
pelikan yang besar itu dibawah keran sehingga penuh dengan air. Lalu Jeje
mengangkat tubuh Momon dengan mudahnya. Dan mengangkatnya setinggi mungkin.
40. Jeje
Kami akan membersihkan jendela yang berada di lantai
teratas rumah anda.
41. H.Marta
Bagaimana bisa? Itukan tinggi sekali. Bahkan aku
lihat Jeje pun tak akan sampai pada lantai teratas.
42. Jeje
Silahkan
lihat tangan ajaibku yang sangat aku banggakan ini Tuan.
Jeje dengan
kedua tangannya mengangkat Momon dengan mudahnya. Dan tangan Jeje
terulut semakin panjang dan semakin pajang, Momon pun terangkat semakin tinggi
dan semakin tinggi. Sampai pada Momon di jendela lantai teratas.
43. Jeje
Bagaimana tuan?
44. H.Marta
Wahhhh
benar-benar ajaib. Sangat mencengankan!
h.
Jendela lantai empat – Sore – H4
Kecepatan kerja
mereka amat cepat. Segera setelah satu jendela selesai, Jeje langsung menggeser
Momon ke jendela berikutnya dan Peli pun mengikuti dengan air di dalam
mulutnya. Ketika seluruh jendela di lantai empat dibersihkan, tiba-tiba Jeje,
Momon maupun Peli berhenti mendadak. Mereka terpaku di depan dinding rumah. Tak
satupun dari mereka bergerak. Dengan hati-hati Jeje dan Momon menghampiri
Tirman dan H.Marta lalu berbicara dengan pelan hampir berbisik.
45. Momon
Tuan, ada laki-laki di salah satu kamar di lantai
empat. Dia membuka semua laci dan mengeluarkan seluruh isinya. Dia membawa
senjata tajam.
46. H.Marta
Kamar yang mana? Tunjukkan padaku segeraa!
47. Jeje
Dilantai empat yang jendelanya terbuka lebar tuan.
48. H.Marta
Astaga,
itu kamar isteriku! Laki-laki itu mengincar perhiasan isteriku! Telpon polisi!
Ambil bambu runcing! Panggil warga!
Lalu tiba-tiba
Peli memuntahkan seluruh air yang ada di mulutnya dan melesat lari ke dalam
rumah H.Marta. Beberapa detik kemudian Peli kembali dengan mulut tertutup rapat
dan menggembung besar berdiri di samping H.Marta. Dentuman keras terdengar dari
dalam mulutnya.
49. H.Marta
Apa yang ia lakukan? Dan mengapa mulutnya menjadi
begitu besar?
50. Tirman
Sepertinya ia menangkap laki-laki itu dengan
mulutnya.
51. H.Marta
Bagus
sekali. Akan ku hajar dia. Bukalah mulutmu Peli.
Peli tidak
membuka mulutnya seperti apa yang diminta H.Marta. peli hanya menggelengkan
kepalanya dan bergumam tidak jelas.
52. Momon
Laki-laki
itu membawa senjata tajam tuan. Jika Peli membuka mulutnya laki-laki itu akan
menyerang kita semua.
Tiba-tiba
terdengar suara tusukan. Dan ternyata pencuri itu menusuk mulut Peli dari
dalam. H.Marta berteriak dan semua mundur sepuluh langkah menjauh dari Peli.
53. H.Marta
Awaaaas!
54. Momon
Beri
ia pelajaran Peli. Dia mencoba keluar dari mulutmu dengan menusuk mulutmu. Buat
ia jera Peli.
Peli pun
berinisiatif mengguncangkan kepalanya dengan cepat ke kanan dan ke kiri. Sampai
tak terlihat kemana arah kepalanya. Laki-laki yang ada di dalamnya tentunya
merasa pusing.
55. Tirman
Bagus
Peli, buat ia jera. Guncang terus agar ia tak mencoba menusuk mulutmu lagi.
Pada saat itu,
seorang wanita yang tidak lain adalah isteri H. Marta yaitu Hj.Jaenab keluar
dari rumah sambil berteriak-teriak.
56. Hj.Jaenab
Perhiasan ku! Barang berhargaku! Seseorang mencuri
semuanya! Kamarku berantakan! Laci berhamburan dari lemari! Dimana perhiasanku?
Kembalikan, kembalikan padaku!
57. H.Marta
Tenangkan dirimu wahai isteriku. Anak ini sudah
menangkap pencuri yang mengambil perhiasanmu. Pencuri itu sedang ada di dalam
mulutnya.
58. Hj. Jaenab
Bila ia ada disana, kenapa tidak kau keluarkan dia?
Agar ia bisa mengembalikan perhiasanku. Buka mulutmu, nak!
59. H.Marta
Jangan!
Jangan! Dia memiliki senjata tajam. Ia dapat melukai salah satu atau kita
semua.
Polisi akhirnya
datang, tidak kurang dari empat mobil polisi menghampiri mereka dengan bunyi
sirine yang amat berisik. Enam polisi mengepung mereka. Dan Peli perlahan
membuka mulutnya. Polisi terkejut setelah melihat laki-laki yang berada di
dalam mulut Peli.
60. H.Marta
Penjahat itu ada didalam mulutnya. Bersiaplah
memborgolnya. Nak, bukalah mulutmu.
61. Polisi
Waaaaahh kerja yang bagus! Ini adalah Mat Olek. Ia
adalah penjahat kelas kakap. Sudah lama kami bagian kepolisian krimitalitas
mencoba menangkapnya. Tetapi ia terlalu cerdik dan licin bagai belut sawah.
62. Hj.Jenab
Lalu bagaimana dengan perhiasan
saya?
63. Polisi
Ini Bu perhiasannya.
i.
Halaman H.Marta – Sore – H4
Setalah
seluruh urusan selesai dengan polisi mereka berkumpul dan berdiskusi tentang
mulut Peli yang tertusuk pencuri tadi. Dan ada hal lain yang ingin disampaikan
H.Marta
64. Momon
Lihat, senjata tajam pencuri itu
melubangi bagian pipi Peli.
65. Peli
Habislah sudah, mulutku sudah tak
berguna lagi untuk menampung air.
66. H.Marta
Tenang, aku akan membawamu ke
dokter untuk menjahit lukamu. Dan lukamu akan sembuh walau akan memakan waktu
yang lama. Sekarang kita harus membicarakan hal yang lebih penting daripada
luka di pipimu. Dengarkan aku, perhiasan isteriku sangat bernilai tinggi. Dan
kalian menyelamatkannya. Tak ada imbalan apapun yang dapat menggantikan jasa
kalian. Maka aku menawarkan, aku undang Momon, Jeje serta Peli tinggal di
kediaman ku. Aku akan melayani kalian agar kalian nyaman disini. Sebagai
gantinya, kalian cukup membersihkan jendelaku.
67. Jeje
Anda sangat baik tuan. Tetapi
mungkin anda akan mengalami kesulitan bila mengundang saya juga. Saya tidak
ingin terdengar tak berterima kasih atau terlalu memaksa, tapi ada satu masalah
tuan. Kami kelaparan, kami belum makan berhari-hari.
68. H.Marta
Jangan khawatir, sebelumnya aku sudah
menyelidiki tentang kalian. Kau suka makan brokoli, bukan? Dan Momon suka makan
dging ayam sedangkan Peli suka makan ikan, bukan? Disini semua itu tersedia.
Wajah
Momon, Jeje serta Peli mengeluarkan senyum sumringah. Momon terlalu senang
sampai ia melompat kesana kemari. Diikuti Jeje dan Peli. Ketiga saudara itu menari
dan bernyanyi bersama. Berputar-putar sambil bergandeng tangan.
Tirman
dan H.Marta berdiri berdampingan melihat ketiga bersaudara itu kegirangan. Dan
H.Marta mulai berbicara dengan Tirman. Tirman gugup sampai berkeringat.
69. H.Marta
Nahhh, bagaimana denganmu
nak?Apakah kamu memiliki keinginan khusus untuk dirimu sendiri? Jika ada, mari
katakan. Aku akan menyimak dengan baik.
70. Tirman
Ya, tuan. Saya memiliki keinginan
kecil. Ada bangunan tua bernama GulaGula. Dulunya bangunan tua itu adalah toko
permen. Saya sangat berharap bisa menjadikannya toko permen yang mengasyikan
seperti dulu
71. H.Marta
Sungguh
mulia keinginanmu nak. Kau dan aku akan menjadikannya toko permen yang
mengasyikan seperti dulu. Aku akan membeli bangunan itu. Dan mendirikan
GulaGula serta menjadikanmu pemiliknya.
j.
Toko permen GulaGula – Sore – H5
Semuanya terjadi
dengan cepat. Para pekerja bangunan serta tukang kayu berdatangan dan
merenovasi bangunan GulaGula sesuai dengan permintaan Tirman. Bangunan GulaGula
terdiri dari tiga lantai dan setiap lantai dipasang barisan rak tinggi dan juga
terdapat tangga untuk menolong anak-anak yang tak sampai meraih rak
tertinggi.Rak pun mulai terisi dengan segala macam permen terenak di seluruh
dunia. Terlihat di depan toko Tirman memandu para pekerja.
72. Tirman
Baiklah
terimakasih atas bantuannya. Aku akan membuka dan meresmikan toko permen
GulaGula ini esok hari. Dan ku harap semua berjalan lancar.
Para pekerja
meninggalkan Tirman setelah saling bersalaman.
k.
Toko permen GulaGula – Pagi – H6
Sinetron diakhiri
di depan toko permen GulaGula dengan dekorasi yang benar-benar menakjubkan.
Tirman memgang gunting siap memotong pita sebagai simbolisasi bahwa resmilah
toko permen GulaGula dibuka. Disana juga datang Momon, Jeje, Peli, H.Marta
serta Hj.Jenab. Polisi yang dulu yang ia temui di rumah H.Marta pun turut
datang. Anak-anak merhamburan masuk kedalam toko permen GulaGula. Terlihat
keadaan yang mengasyikan persis seperti yang selama ini Tirman bayangkan.
73. Tirman
Inilah yang ku maksud surganya para anak-anak.
74. H. Marta
Kau akan sukses menjalani toko permen GulaGula ini
nak.
75. Momon
Tujuan mu mulia, kamu ingin melihat anak-anak yang
lain bahagia.
76. Jeje
Tirman, kami harus pergi. Dan kami harus
membersihkan 100 jendela sebelum sore.
77. Peli
Kami akan merindukanmu, tetapi kamu akan mengunjungi
kami kan? Dan kamipun sebaliknya.
78. Tirman
Ya, tentu saja. Aku harus kembali melayani para
pelangganku di toko.
79. Hj.Jaenab
Jaga dirimu baik-baik nak.
Hj.Jaenab
membelai kepala Tirman. Momon, Jeje, Peli, H.Marta serta Hj.Jaenab berbalik
untuk kembali pulang. Setelah lumayan jauh sampai Tirman serta toko Permen
GulaGulanya tak terlihat. Tiba-tiba Tirman memanggil mereka sambil berlari. Dan
memberi mereka masing-masing satu permen, tersenyum dan berkata,
80. Tirman
Ini adalah permen andalan di tokoku.
Namanya Permen Jahe.